Menurut
ahli :
Seperti yang dikatakan oleh Kant-
Laplace bahwa bumi ini selama miliaran tahun yang lalu, dilepaskan dari
matahari dalam bentuk bola gas yang pijar, lambat laun mendingin dan membentuk
kerak batuan.Kerak batuan tersebut bisa disebut sebagai bataun induk.
Permukaanya masih berupa batuan
induk hasil dari pendinginan material panas bumi. Batuan induk tersebut
akhirnya mengalami pelapukan yang disebabkan oleh tanaga eksogen bumi, seperti
unsur-unsur iklim yaitu suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, curah
hujan dan intensitas penyinaran matahari. Selain itu juga setelah adanya
kehidupan, terdapat aktifitas organisme yang tinggal di dalam tanah, serta
aktifitas manusia dan makhluk hidup lainnya di permukaan tanah yang menyebabkan
pelapukan, seperti yang terlihat dibawah ini :
Awalnya
batuan induk (Horizon R) tersebut menjadi pecah-pecah menjadi bahan
induk(Horizon C). Proses pelapukan terus berlanjut dan menghasilkan zona
lapuk yamg makin dalam dan material yang semakin halus di permukaan tanah.
Permukaan yang semakin halus ini lama-kelamaan dapat terisi oleh air yang dapat
mendukung kehidupan makhluk hidup di bumi. Lama-kelamaan terjadilah siklus
kehidupan yang terjadi terus-menerus di permukaan tanah yang dapat menimbulkan
sisa-sisa makhluk hidup di permukaan tanah. Akhirnya munculah lapisan baru yang
berbeda dengan lapisan bahan induk sebelumnya, lapisan baru ini (Horizon A)
tersusun dari bahan mineral yang bercampur dengan sisa-sisa makhluk hidup.
Seiring berjalannya waktu, zona pelapukan semakin tebal dan semakin halus
tekstur yang terbentuk pada lapisan paling atas. Hal ini menyebabkan proses
infiltrasi, yaitu masuknya air ke bawah permukaan tanah, sehingga terjadilah
pencucian pada lapisan paling atas dan menyebabkan pengendapan di bawah lapisan
tersebut yang terakumulasi membentuk lapisan baru lagi (Horizon B).
Kehidupan makhluk hidup yang ada di permukaan tanah beserta vegetasinya semakin
berkembang pesat. Sisa-sisa dari kehidupan tersebut membentuk suatu sedimen
organik dan lapisan baru yang lebih didominasi oleh bahan-bahan organik (Horizon
O). Munculnya horizon O pada permukaan tanah menyebabkan perkolasi, yaitu
air yang terinfiltrasi kedalam tanah karena gaya gravitasi dan terjebak di
dalamnya, semakin lama intensitas pengendapan hasil pencucian di horizon O dan
horizon A semakin banyak pada lapisan tanah di bawah horizon A, sehingga
menyebabkan terbentuknya lapisan baru yaitu Horizon E.
Horizon A : Lapisan ini merupakan lapisan tanah bagian atas atau disebut top soil. Memiliki rata rataketebalan antara 20 - 35 cm. horizon A masih relatif subur jika dibandingkan dengan lapisan - lapisan yang berada di bawahnya. Horizon A ini sering juga dinamakan zona eluviasi, yaitu wilayah pencucian partikel partikeltanah oleh air hujan.
Horizon A : Lapisan ini merupakan lapisan tanah bagian atas atau disebut top soil. Memiliki rata rataketebalan antara 20 - 35 cm. horizon A masih relatif subur jika dibandingkan dengan lapisan - lapisan yang berada di bawahnya. Horizon A ini sering juga dinamakan zona eluviasi, yaitu wilayah pencucian partikel partikeltanah oleh air hujan.
Terutama, partikel liat yang
butirannya sangat halus dan partikel debu. Jenis jenis dari horizon A:
Horizon A1. kaya bahan-bahan organik yang bercampur dengan mineral sehingga
berwarna kelam.
Horizon A2. Struktur longgar, tekstur kasar, dan berwarna terang karena
mengalamipencucian.
Horizon A3. Peralihan horizon A ke B dengan ciri warna lebih dekat ke
horizon A2 atauHorizon E.3)
Horizon E adalah horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar BO, liatsilikat, Fe dan Al rendah tetapi kadar pasir &
debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna
terang.
Horizon
B sering disebut subsoil.
Merupakan zona iluviasi yaitu tempat pengendapan partikel tanah yang mengalami
pencucian dan terlarut dalam air dari horizon A. Lapisan subsoil ini ditandai
oleh warnya yang lebih terang. Hal ini disebabkan karena horizon ini
bahan bahan organiknya sangat kurang. Bahkan,tidak ada. Itulah sebabnya horizon
B merupakan lapisan tanah yang rendah tingkat kesuburannya. jenis horizon B:
Horizon B1. Peralihan horizon A ke B dengan ciri dan warna lebih dekat ke
horizon B.
Horizon B2.
Merupakan horizon yang paling memperlihatkan ciri-ciri horizon B yaitu struktur
padat, tekstur halus, dan berwarna
gelap.
Horizon B3. Peralihan dari horizon B ke C dengan
ciri dan warna lebih dekat ke horizon B.
Horizon C Lapisan ini juga disebut zona regolith, yaitu lapisan batuan dasar yang
sudah mulai mengalami proses penghancuran dan pelapukan. Lapisan
ini sudah tidak memiliki kesuburan lagi karena belum menghasilkan bahan -
bahan organik yang didapatkan melalui proses pelapukan.
Horizon R Ini adalah lapisan dasar dari horizon tanah. Terdiri
dari lapisan batuan dasar yang masih pejal dan utuh karena belum mengalami proses
- proses pelapukan sama sekali. Lapisan ini tentuanya tidak
memiliki keseburuan Karen dari segi struktur masih merupakan benda padat yang tidak memiliki bahan organik sedikit pun.
Batuannya masih keras dan berbentuk padat.
Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik, pelapukan kimia, maupun pelapukan biologi . Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Jadi proses pelapukan ini menjadi awal terbentuknya tanah.
Pelapukan digolongkan dalam tiga bentuk :
- Pelapukan fisik
- Pelapukan kimia
- Pelapukan biologis
· Pelapukan fisik
sering disebut juga alterasi yakni proses pemecahan dan pelembutan batuan tanpa
mengalami perubahan susunan kimia dan tidak ada pembentukan mineral baru.
Sumber: Understanding
Geography 3, halaman 194
ketika terjadi perbedaan temperatur
yang mengakibatkan batuan mengembang saat suhu tinggi, dan mengerut saat suhu
rendah. Apabila hal ini terjadi terus-menerus akan menyebabkan permukaan batuan
retak kemudian pecah. curah hujan yang tinggi disertai dengan intensitas sinar
matahari yang tinggi secara bergantian, membuat batuan mengerut dan mengembang
hingga akhirnya terlapuk.
·
Pelapukan kimia
adalah proses pelapukan dan penguraian pecahan-pecahan batuan dan
mineral-mineral ke dalam unsur-unsur penyusunnya yang biasa disertai dengan
pembentukan mineral-mineral baru. Pelapukan ini merupakan pelapukan
dengan proses yang lebih kompleks karena disertai dengan penambahan maupun
pengurangan unsur kimia pada batuan. Sehingga komposisinya tidak lagi seperti
batuan asal. Peristiwa seperti pelarutan batuan oleh air, oksidasi, dan
hidrolisis mengakibatkan terjadinya pelapukan secara kimiawi. Bentuk kenampakan
alam hasil pelapukan kimia salah satunya terlihat jelas di wilayah karst. Gua,
uvala, dolina, dan aliran sungai bawah tanah misalnya, terjadi karena pelarutan
tanah kapur melalui retakan-retakan (diaklas). Retakan akan semakin membesar
dan bisa membentuk gua atau lubang-lubang. Jika lubang-lubang saling
berhubungan maka sungai bawah tanah bisa terbentuk. Kenampakan yang lain
seperti adanya stalakmit, stalagtit, dan danau yang dikenal dengan dolina, yang
terbentuk karena pelapukan kimia.
Sumber:
Understanding Geography 3, halaman 199
Gambar 6.51 Hasil pelapukan kimia
karena adanya oksidasi pada batuan yang mengandung besi.
· Pelapukan biologis
adalah pelapukan yang disebabkan kegiatan tanaman dan hewan, baik yang tingkat
tinggi maupun yang tingkat rendah. Dalam proses pemecahan batuan induk menjadi
tanah terjadi aktivitas hidup organisme. Bakteri autotrof dan lumut-lumut pada
waktu mati menjadi bahan organik bagi kehidupan organisme yang lain. Tumbuhan
tingkat tinggi berperan dengan aktivitas akar-akarnya masuk dicelah-celah
retakan batuan dan seterusnya.
Seperti yang terlihat di bawah ini :
Pembentukan
Tanah di Bagi Menjadi Empat Tahap :
1. Batuan
yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan
atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap
kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu
terjadinya pelapukan kimiawi.
2. Setelah
mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air
masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini
di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
3. Pada
tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan
tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini
terjadilah pelapukan biologis.
4. Di
tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif
besar.
Sumber Referensi :
· Sugiyanta, I gede.
2007. Geografi Tanah (Buku ajar). Bandar lampung : Universitas Lampung
0 komentar:
Posting Komentar