Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik
pelapukan fisik, pelapukan kimia, maupun pelapukan biologi . Dari proses
pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap
ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah
(regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk. Proses
pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi
tanah. Jadi proses pelapukan ini menjadi
awal terbentuknya tanah.
Pelapukan digolongkan dalam tiga bentuk :
- Pelapukan fisik
- Pelapukan kimia
- Pelapukan biologis
· Pelapukan fisik
sering disebut juga alterasi yakni proses pemecahan dan pelembutan batuan tanpa
mengalami perubahan susunan kimia dan tidak ada pembentukan mineral baru.
Sumber: Understanding
Geography 3, halaman 194
ketika terjadi perbedaan temperatur
yang mengakibatkan batuan mengembang saat suhu tinggi, dan mengerut saat suhu
rendah. Apabila hal ini terjadi terus-menerus akan menyebabkan permukaan batuan
retak kemudian pecah. curah hujan yang tinggi disertai dengan intensitas sinar
matahari yang tinggi secara bergantian, membuat batuan mengerut dan mengembang
hingga akhirnya terlapuk.
·
Pelapukan kimia
adalah proses pelapukan dan penguraian pecahan-pecahan batuan dan
mineral-mineral ke dalam unsur-unsur penyusunnya yang biasa disertai dengan
pembentukan mineral-mineral baru. Pelapukan ini merupakan pelapukan
dengan proses yang lebih kompleks karena disertai dengan penambahan maupun
pengurangan unsur kimia pada batuan. Sehingga komposisinya tidak lagi seperti
batuan asal. Peristiwa seperti pelarutan batuan oleh air, oksidasi, dan
hidrolisis mengakibatkan terjadinya pelapukan secara kimiawi. Bentuk kenampakan
alam hasil pelapukan kimia salah satunya terlihat jelas di wilayah karst. Gua,
uvala, dolina, dan aliran sungai bawah tanah misalnya, terjadi karena pelarutan
tanah kapur melalui retakan-retakan (diaklas). Retakan akan semakin membesar
dan bisa membentuk gua atau lubang-lubang. Jika lubang-lubang saling
berhubungan maka sungai bawah tanah bisa terbentuk. Kenampakan yang lain
seperti adanya stalakmit, stalagtit, dan danau yang dikenal dengan dolina, yang
terbentuk karena pelapukan kimia.
Sumber:
Understanding Geography 3, halaman 199
Gambar 6.51 Hasil pelapukan kimia
karena adanya oksidasi pada batuan yang mengandung besi.
· Pelapukan biologis
adalah pelapukan yang disebabkan kegiatan tanaman dan hewan, baik yang tingkat
tinggi maupun yang tingkat rendah. Dalam proses pemecahan batuan induk menjadi
tanah terjadi aktivitas hidup organisme. Bakteri autotrof dan lumut-lumut pada
waktu mati menjadi bahan organik bagi kehidupan organisme yang lain. Tumbuhan
tingkat tinggi berperan dengan aktivitas akar-akarnya masuk dicelah-celah
retakan batuan dan seterusnya.
Seperti yang terlihat di bawah ini :
Pembentukan
Tanah di Bagi Menjadi Empat Tahap :
1. Batuan
yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan
atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap
kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu
terjadinya pelapukan kimiawi.
2. Setelah
mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air
masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini
di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
3. Pada
tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan
tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini
terjadilah pelapukan biologis.
4. Di
tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif
besar.
Sumber Referensi :
· Sugiyanta, I gede.
2007. Geografi Tanah (Buku ajar). Bandar lampung : Universitas Lampung
0 komentar:
Posting Komentar