Selasa, 29 April 2014

pembentukan tanah

proses pembentukan tanah



Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik, pelapukan kimia, maupun pelapukan biologi . Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Jadi  proses pelapukan ini menjadi awal terbentuknya tanah.
Pelapukan digolongkan dalam tiga bentuk :
  1. Pelapukan fisik
  2. Pelapukan kimia
  3. Pelapukan biologis
·      Pelapukan fisik sering disebut juga alterasi yakni proses pemecahan dan pelembutan batuan tanpa mengalami perubahan susunan kimia dan tidak ada pembentukan mineral baru.
http://media.smakita.net/wp-content/uploads/2012/10/img12.jpg     http://media.smakita.net/wp-content/uploads/media/proses-eksogen-pembentuk-muka-bumi/image2.jpg
Sumber: Understanding Geography 3, halaman 194
ketika terjadi perbedaan temperatur yang mengakibatkan batuan mengembang saat suhu tinggi, dan mengerut saat suhu rendah. Apabila hal ini terjadi terus-menerus akan menyebabkan permukaan batuan retak kemudian pecah. curah hujan yang tinggi disertai dengan intensitas sinar matahari yang tinggi secara bergantian, membuat batuan mengerut dan mengembang hingga akhirnya terlapuk.
·      Pelapukan kimia adalah proses pelapukan dan penguraian pecahan-pecahan batuan dan mineral-mineral ke dalam unsur-unsur penyusunnya yang biasa disertai dengan pembentukan mineral-mineral baru. Pelapukan ini merupakan pelapukan dengan proses yang lebih kompleks karena disertai dengan penambahan maupun pengurangan unsur kimia pada batuan. Sehingga komposisinya tidak lagi seperti batuan asal. Peristiwa seperti pelarutan batuan oleh air, oksidasi, dan hidrolisis mengakibatkan terjadinya pelapukan secara kimiawi. Bentuk kenampakan alam hasil pelapukan kimia salah satunya terlihat jelas di wilayah karst. Gua, uvala, dolina, dan aliran sungai bawah tanah misalnya, terjadi karena pelarutan tanah kapur melalui retakan-retakan (diaklas). Retakan akan semakin membesar dan bisa membentuk gua atau lubang-lubang. Jika lubang-lubang saling berhubungan maka sungai bawah tanah bisa terbentuk. Kenampakan yang lain seperti adanya stalakmit, stalagtit, dan danau yang dikenal dengan dolina, yang terbentuk karena pelapukan kimia.
http://media.smakita.net/wp-content/uploads/2012/10/img2.jpg
Sumber: Understanding Geography 3, halaman 199
Gambar 6.51 Hasil pelapukan kimia karena adanya oksidasi pada batuan yang mengandung besi.
·      Pelapukan biologis adalah pelapukan yang disebabkan kegiatan tanaman dan hewan, baik yang tingkat tinggi maupun yang tingkat rendah. Dalam proses pemecahan batuan induk menjadi tanah terjadi aktivitas hidup organisme. Bakteri autotrof dan lumut-lumut pada waktu mati menjadi bahan organik bagi kehidupan organisme yang lain. Tumbuhan tingkat tinggi berperan dengan aktivitas akar-akarnya masuk dicelah-celah retakan batuan dan seterusnya. Seperti yang terlihat di bawah ini :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhep8VBxYEUVYCjnlGyXTcI-flSLpM9KQsh69w-1FgApY0gYWKDgu9b2hWu2YQ74ug_h-NNTdklW9Ml0RzNd661Ae7Q9IMOYjDNYJu8oLuXrcj_UBeB9WTTMttQEcbA18ub1voHrlJYedo/s400/Profil-lapisan-tanah.png
Pembentukan Tanah di Bagi Menjadi Empat Tahap :
1.    Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi.
2.    Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
3.    Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah pelapukan biologis.
4.    Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif besar.
Sumber Referensi :
·      Sugiyanta, I gede. 2007. Geografi Tanah (Buku ajar). Bandar lampung : Universitas Lampung

0 komentar:

Posting Komentar